HADIRKAN HATI SAAT MENGAJAR
Terlihat seorang guru memasuki pintu gerbang Sekolah Dasar disambut oleh anak didiknya. Anak-anak sambil mengikutinya penuh kegembiraan dengan sejuta pertanyaan dan cerita untuk sang guru. Mereka tak sabar menanti waktu belajar bersama gurunya. Guru tersenyum penuh kehangatan membalas sambutan dari muridnya. Didengarnya semua cerita anak penuh keseriusan serta dijawab satu persatu pertanyaan dengan sabarnya.
Itulah gambaran seorang guru yang sangat disayang oleh anak didiknya dan diidamba-damba kehadirannya. Kita bisa menebak mengapa guru tersebut bisa sedemikian disayang oleh anak didiknya. Yah betul guru tersebut pastilah dalam mendidik dan mengajar penuh keikhlasan dan melayani anak didiknya dengan hati yang tulus. Dialah guru yang berdedikasi tinggi, mengajar dengan menghadirkan hatinya.
Sebagai pendidik sepatutnya kita berkaca dari cerita diatas. Coba kita merenung sejenak tentang kewajiban kita sebagai seorang pendidik. Sudahkah kita mengajar anak didik kita dengan benar? Apakah selama ini kita mengajar dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan? Apakah kita sudah menerima anak sebagai individu yang mempunyai karakter berbeda? Bagaimana perlakuan kita terhadap anak, senangkah mereka belajar dengan kita, nyamankah mereka bersama kita?
Anak bisa membedakan seorang guru yang mengajar dengan setengah hati saja atau guru yang menghadirkan hati tulus dan sabar disaat mengajar. Anak memerlukan kehangatan dan kasih sayang pada saat pembelajaran disekolah. Seperti halnya kasih sayang yang mereka terima dari orang tuanya di rumah. Sehingga anak tidak merasa tertekan dan terpaksa ketika belajar di sekolah. Melainkan anak membutuhkan belajar untuk menambah wawasan mereka. Oleh karena itu guru hendaknya bisa melayani anak di sekolah dengan profesional, salah satu diantaranya mengajar dengan menghadirkan hati kita.
Hadirkan hati disaat mengajar sangatlah diperlukan oleh anak didik kita. Senyum ikhlas guru pada saat mengajar akan membuat anak lebih tenang dan damai saat menerima pelajaran. Berbicara pada anak dengan sopan dan ramah membuat anak merasa nyaman. Memberikan pujian jika anak melakukan hal yang benar dan baik akan mendorong anak untuk berbuat hal yang lebih baik lagi. Mendengarkan pendapat anak dengan sepenuh hati membuat anak merasa dihargai.
Mengajar dengan hati sangatlah berdampak pada proses dan hasil pembelajaran anak. Anak akan merasa nyaman pada saat belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas. Tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya keterpaksaan dan beban. Anak selalu termotivasi untuk lebih giat belajar. Karakter anak terbentuk dengan baik karena terstimulasi oleh guru yang baik pula.
Apabila selama ini dalam mengajar dan mendidik anak masih setengah hati, maka saatnya sekarang kita perbaiki. Karakter guru yang baik harus kita bentuk untuk melayani anak didik dengan sepenuh hati secara profesional. Sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan dimana guru menjadi nahkodanya mengantarkan siswanya ke pulau tujuan pembelajaran. Siswa secara otomatis akan menyayangi dan menghormati gurunya dengan sepenuh hati pula. Kewibawaan guru akan terbangun kokoh dengan berlandaskan kasih sayang dari para siswanya. Jika demikian, dimata siswa gurunya adalah yang terhebat yang mampu menjadi inspirasi bagi mereka. Siswapun akan mengenang guru sepanjang hayat.
Itulah gambaran seorang guru yang sangat disayang oleh anak didiknya dan diidamba-damba kehadirannya. Kita bisa menebak mengapa guru tersebut bisa sedemikian disayang oleh anak didiknya. Yah betul guru tersebut pastilah dalam mendidik dan mengajar penuh keikhlasan dan melayani anak didiknya dengan hati yang tulus. Dialah guru yang berdedikasi tinggi, mengajar dengan menghadirkan hatinya.
Sebagai pendidik sepatutnya kita berkaca dari cerita diatas. Coba kita merenung sejenak tentang kewajiban kita sebagai seorang pendidik. Sudahkah kita mengajar anak didik kita dengan benar? Apakah selama ini kita mengajar dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan? Apakah kita sudah menerima anak sebagai individu yang mempunyai karakter berbeda? Bagaimana perlakuan kita terhadap anak, senangkah mereka belajar dengan kita, nyamankah mereka bersama kita?
Anak bisa membedakan seorang guru yang mengajar dengan setengah hati saja atau guru yang menghadirkan hati tulus dan sabar disaat mengajar. Anak memerlukan kehangatan dan kasih sayang pada saat pembelajaran disekolah. Seperti halnya kasih sayang yang mereka terima dari orang tuanya di rumah. Sehingga anak tidak merasa tertekan dan terpaksa ketika belajar di sekolah. Melainkan anak membutuhkan belajar untuk menambah wawasan mereka. Oleh karena itu guru hendaknya bisa melayani anak di sekolah dengan profesional, salah satu diantaranya mengajar dengan menghadirkan hati kita.
Hadirkan hati disaat mengajar sangatlah diperlukan oleh anak didik kita. Senyum ikhlas guru pada saat mengajar akan membuat anak lebih tenang dan damai saat menerima pelajaran. Berbicara pada anak dengan sopan dan ramah membuat anak merasa nyaman. Memberikan pujian jika anak melakukan hal yang benar dan baik akan mendorong anak untuk berbuat hal yang lebih baik lagi. Mendengarkan pendapat anak dengan sepenuh hati membuat anak merasa dihargai.
Mengajar dengan hati sangatlah berdampak pada proses dan hasil pembelajaran anak. Anak akan merasa nyaman pada saat belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas. Tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya keterpaksaan dan beban. Anak selalu termotivasi untuk lebih giat belajar. Karakter anak terbentuk dengan baik karena terstimulasi oleh guru yang baik pula.
Apabila selama ini dalam mengajar dan mendidik anak masih setengah hati, maka saatnya sekarang kita perbaiki. Karakter guru yang baik harus kita bentuk untuk melayani anak didik dengan sepenuh hati secara profesional. Sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan dimana guru menjadi nahkodanya mengantarkan siswanya ke pulau tujuan pembelajaran. Siswa secara otomatis akan menyayangi dan menghormati gurunya dengan sepenuh hati pula. Kewibawaan guru akan terbangun kokoh dengan berlandaskan kasih sayang dari para siswanya. Jika demikian, dimata siswa gurunya adalah yang terhebat yang mampu menjadi inspirasi bagi mereka. Siswapun akan mengenang guru sepanjang hayat.
Komentar
Posting Komentar